Sekarang ini teknologi informasi mengalami perkembangan pesat. Salah satu media informasi yang paling familiar bagi semua kalangan adalah televisi (TV). Hal lumrah, karena menonton tv menjadi aktivitas favorit ketika berada di rumah. Apalagi pilihan acara yang disajikan berbagai stasiun tv sangat beragam dan full 24 jam. Bukan hal aneh jika layar tv akan selalu hidup selama 24 jam pula. Otomatis, alat pengukur pemakaian listrik akan berjalan selama power tv anda dalam posisi on. Resikonya daya listrik yang terpakai menjadi tinggi.
Sebenarnya langkah preventif pemakaian daya listrik yang tinggi bisa dimulai semenjak awal yaitu ketika anda ingin membeli tv. Logikanya, anda harus bisa menemukan jenis tv yang punya desain fisik cantik dan hasil visual yang optimal serta hemat listrik.
Para produsen televisi raksasa seperti Sony, Panasonic, Sharp, Polytron, Toshiba, Samsung maupun LG Enterprises tak henti berinovasi. Banyak cara yang mereka lakukan untuk menciptakan produk terbaik serta hemat energi. Karena perebutan pangsa pasar tv berada pada lingkaran tersebut, di mana setiap merek berlomba-lomba untuk menciptakan produk yang hemat energi dan ramah lingkungan.
Berlatarbelakang itulah kemudian lahirlah eco-tv. Keunggulan eco-tv adalah mampu menghemat energi dan ramah lingkungan. Saat ini penggemar eco-tv tengah marak di Jepang. Beberapa produsen tv yang memproduksi eco-tv adalah Sharp, Toshiba, Panasonic dan Sony.
Semakin maraknya tv berlabel hemat energi yang beredar dipasaran. Apakah anda sebagai konsumen, serta merta percaya pada tulisan ‘hemat energi’ tersebut? Sebaiknya anda jangan langsung percaya dengan tulisan hemat energi tersebut. Karena itu, sebaiknya anda harus bisa memahami jenis-jenis tv dan berapa besar pemakaian energi listriknya terlebih dahulu sebelum berangkat ke toko elektronik untuk membeli tv baru.
Nah, ketika anda telah benar-benar memahami berbagai jenis tv dengan kelebihan dan kekurangannya. Silahkan anda mengujungi toko elektronik langganan anda. Di sana anda akan disuguhi berbagai jenis tv dengan desain-desain yang menarik. Dari harga yang termurah sampai harga yang paling mahal. Dari fasilitas yang sederhana hingga fasilitas yang tercanggih.
Dulu anda pasti familiar dengan tv tabung (tv analog) yaitu tv yang desainnya gendut. Pilihan tv tabung ini sekarang tak hanya layar cembung tapi juga layar datar. Tapi kemudian tv tabung mulai mengalami pergeseran ke arah tv digital. Ditandai dengan hadirnya LCD TV (liquid crystal display). LCD TV muncul dengan tawaran harga yang ekonomis tapi menyajikan fitur-fitur yang menarik. Desainnya juga sangat cantik, berlayar datar dan tipis sehingga bisa ditempel di dinding. LCD TV menawarkan fasilitas HDMI dan full HD TV sehingga hasil visual serta suaranya sangat memuaskan. LCD TV benar-benar hadir dengan menawarkan kemewahan visual hingga mindset para konsumen berpaling dari tv tabung ke LCD TV.
Selanjutnya, setelah LCD TV hadir, muncul dua jenis tv baru yakni plasma tv dan LED TV. Di awal kemunculannya, plasma tv sempat meraih apresiasi cukup besar dari konsumen. Namun pasar dari plasma tv ini kurang luas karena harganya relatif mahal dan butuh daya listrik yang besar. Sebab itulah, meskipun plasma tv hadir setelah LCD TV tapi konsumen lebih cenderung untuk kembali memilih LCD TV.
Lantas bagaimana dengan LED TV? Ternyata teknologi tv dengan menggunakan layar LED (light emitting diode) justru menjadi jenis tv yang paling hemat dibandingkan dengan tv yang lain.
Menurut ahli elektronika dari Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Masyuri Wahab, dilihat dari sudut pandang teknologinya, LED TV memang menawarkan penghematan energi secara signifikan. Jika dibandingkan dengan tv tabung. LED TV mampu menghemat daya hingga 50 persen. Sementara, jika dibandingkan dengan LCD TV, LED TV bisa menghemat daya 20-30 persen. Hal itu disebabkan LED TV menggunakan pencahayaan dari LED yang mengkonsumsi daya listrik lebih rendah.
Namun, berbekal pemahaman akan berbagai jenis tv tersebut masih belum lah cukup. Ada satu point yang harus dicatat dan dipraktekan ketika anda akan memutuskan membeli tv.
Menurut hemat Michiyuki Sugino, Deputi General Manager dari Sistem Audiovisual Sharp, anda harus menyentuh layar tv-nya ketika tv dicoba di toko. Ketika menyentuh layar tv secara langsung, anda dapat merasakan panas yang dihasilkan oleh komponen elektronik di dalam tv yang berlebihan. Dan jika jemari anda merasakan panas pada layar tv dan juga bagian belakang dari tv tersebut, artinya anda bakal membayar listrik lebih mahal.
Memang ada berbagai macam tv di pasaran. Anda makin bingung memilih? LCD TV hadir dengan tawaran tawaran harga yang menggiurkan konsumen, dimana harganya lebih ekonomis dibanding plasma tv. Sehingga konsumen merasa dimanjakan dengan kemewahan teknologi yang masuk akal dengan kantongnya.
Keunggulan LCD TV antara lain satu, mampu menghasilkan warna yang lebih realistis. Dua, teknologi anti glare (tanpa bayangan). Tiga, pilihan ukuran lebih beragam dari ukuran 14 inchi hingga ukuran terbesar. Empat, tidak ada radiasi yang dipancarkan. Lima, efisien karena dapat digunakan juga sebagai monitor komputer. Enam, kebutuhan sumber daya listrik yang lebih rendah dibanding plasma tv.
Namun kelemahannya pun ada, yakni satu, kualitas gambar akan menurun apabila dilihat pada sudut pandang yang lebar. Dua, untuk ukuran yang besar, harganya lebih mahal apabila dibandingkan dengan plasma tv. Tiga, refresh rate dan response time yang jauh lebih rendah dibandingkan plasma, sehingga kadang menghasilkan gambar yang kabur.
Selanjutnya Plasma Display Panel (PDP) atau lebih dikenal sebagai plasma tv merupakan salah satu jenis teknologi tv layar datar bisa memproduksi tv layar datar dengan ukuran besar secara massal.
Sedangkan LED TV, pada dasarnya LED TV merupakan pengembangan dari LCD TV. LED TV menggunakan backlight sebagai pengganti cahaya fluorescent yang digunakan pada jenis LCD TV. Ada dua macam bentuk LED TV yang beredar di pasaran: RGB LED dengan LED yang diletakkan di belakang panel layar, atau EDGE-LED dimana LED diletakkan di sekeliling layar.
Kelebihan tv LED antara lain tingkat contrast yang jauh lebih tinggi dibandingkan LCD TV setara atau bahkan lebih tinggi daripada plasma tv dan memungkinkan produsen untuk memproduksi televisi layar datar dengan ukuran super tipis, dengan ketebalan sekitar 2.5 cm. Kelemahan utamanya adalah harganya yang lebih mahal untuk ukuran yang sama. Harga LED TV yang termurah sekitar 1,5 kali lipat LCD.
Akhirnya, semuanya terpulang kembali kepada anda sebagai calon pembeli. Apabila anggaran yang tersedia mencukupi, pemilihan LED TV nampaknya cukup tepat, mengingat LED TV sudah dipersiapkan untuk teknologi tv digital yang benar-benar akan menggantikan TV analog pada tahun 2018. Namun apabila anggaran terbatas, LCD TV merupakan pilihan yang paling pas, mengingat fitur yang disediakan sudah cukup memadai, lebih ringan, serta lebih hemat energi apabila dibandingkan dengan plasma tv.
Pilihan Eco-TV di Pasaran
Label hemat energi bisa diliat pada sebagian besar merek tv dipasaran. Salah satunya adalah tv 32” D Series Aquos TV milik Sharp. Tv ini menawarkan sesuatu yang berbeda. Bila calon pembeli menyentuh bagian depan maupun belakang dari TV, mereka tidak akan merasakan panas sama sekali.Toshiba juga tak mau kalah yaitu dengan meluncurkan Toshiba Regza AL10. Tv ini menggunakan teknologi LED dan mampu menghadirkan pengalaman menonton televisi dengan warna yang nyata namun tetap hemat energi. “Kami melihat tingginya kesadaran masyarakat Indonesia akan gaya hidup ramah lingkungan, produk ini sangat tepat bagi konsumen yang ingin menyaksikan tayangan dengan kualitas gambar terbaik namun dengan energi yang efektif dan efisien,” jelas Fransisca Maya, Marketing Manager, PT Toshiba Visual Media Network Indonesia dikutip dari kompas.com. Demi kenyamanan konsumen, televisi ini juga dilengkapi dengan PC Input dan HDMI agar dapat dengan mudah memutar file digital dengan kualitas tinggi.
Mengikuti jejak pesaingnya, Sony juga memproduksi eco-tv dengan tipe Bravia VE5 Series yang mampu menghemat energi 40 persen dibanding dari LCD TV biasa. Fitur tambahan di dalamnya adalah sensor yang mampu mendeteksi gerakan, jika tidak ada gerakan di depannya sama sekali, maka tv akan mati secara otomatis.
Panasonic juga tak mau jauh-jauh dari tren tv hemat energi belakangan ini. Panasonic meluncurkan tipe 42” Viera V series. Tipe ini lebih menghemat energi dibanding generasi sebelumnya. Dan dengan penggunaan teknologi di bidang eco-tv, dari segi harga tidak akan mengalami peningkatan dari tipe-tipe sebelumnya.
(Copas dari http://www.listrikindonesia.com/pakai_tv_led_benarkah__hemat_listrik__180.htm)
5 comments